Pajak : Peduli atau Justru Membebani Masyarakat Kecil ?

 

Putri Nadira Akmas 
Mahasiswi Prodi S1 Akuntansi STIE Ganesha 


Di tengah kebijakan perpajakan yang semakin diberatkan, banyak masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah, merasa semakin tertekan. Pajak yang seharusnya menjadi alat pemerataan ekonomi justru semakin menambah beban mereka. Kenaikan tarif pajak, seperti PPN pada barang kebutuhan pokok, langsung terasa di kantong mereka. Bagi keluarga dengan penghasilan terbatas, setiap kenaikan harga barang bahkan sedikit saja bisa berarti pengurangan dalam pengeluaran sehari-hari, yang berdampak langsung pada kualitas hidup mereka.

Namun, meskipun pajak dipungut untuk pembangunan negara, banyak kalangan merasa hasilnya tidak merata. Di banyak daerah, terutama yang jauh dari pusat-pusat ekonomi, pembangunan yang didanai dari pajak tidak tampak signifikan. Infrastruktur yang ada belum cukup membantu masyarakat untuk menikmati kesejahteraan yang lebih baik. Padahal, idealnya, pajak harus berperan dalam memperbaiki kondisi kehidupan rakyat kecil, bukan malah menambah kesulitan.

Sehingga, muncul pertanyaan penting: apakah kebijakan pajak saat ini sudah benar-benar adil bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah? Atau, justru semakin memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada?


Pajak dalam Perspektif Masyarakat Kecil

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, PPN adalah jenis pajak yang tidak mempertimbangkan penghasilan seseorang. Artinya, tarif pajak yang dikenakan tetap sama untuk semua kalangan, tanpa melihat kemampuan membayar. Hal ini menyebabkan masyarakat dengan penghasilan rendah justru merasakan dampak yang lebih besar dari kenaikan harga barang dan jasa. Pajak yang diterapkan pada barang konsumsi ini juga berpotensi mengurangi daya beli masyarakat. Kenaikan harga barang akibat tarif pajak yang lebih tinggi mengarah pada penurunan kualitas hidup, terutama bagi keluarga miskin yang kesulitan untuk mengimbangi harga-harga yang semakin tinggi. Dalam hal ini, tarif pajak yang tinggi pada barang-barang esensial seperti makanan dan obat-obatan dapat memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi yang sudah ada, dan memperparah kesulitan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Beban yang semakin berat ini tidak hanya terbatas pada konsumsi barang pokok, tetapi juga merambah pada biaya transportasi, pendidikan, dan kesehatan. Kenaikan PPN dapat meningkatkan biaya hidup yang sudah tinggi bagi keluarga berpendapatan rendah. Sebagai contoh, kenaikan harga bahan bakar yang dipengaruhi oleh PPN akan langsung mempengaruhi biaya transportasi sehari-hari, sementara biaya hidup untuk pendidikan dan kesehatan semakin mahal. Kenaikan biaya-biaya ini tidak hanya membebani keluarga dengan penghasilan rendah, tetapi juga menghambat kesempatan mereka untuk memperbaiki kualitas hidup dan mengakses layanan yang sangat dibutuhkan. Sebagian besar keluarga berpenghasilan rendah merasa terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena mereka sulit mengakses barang dan layanan yang berkualitas, meskipun mereka bekerja keras untuk mencapainya.


Kenaikan PPN dan Efek Domino pada Biaya Hidup  

Ketika tarif PPN dinaikkan menjadi 12%, dampak langsung yang dirasakan adalah peningkatan harga barang-barang yang sudah terjangkau oleh masyarakat kecil. Peningkatan harga barang kebutuhan sehari-hari—seperti beras, minyak goreng, dan sayuran—akan menggerus daya beli mereka. Kenaikan harga barang pokok ini tidak hanya akan membebani keluarga miskin, tetapi juga bisa menyebabkan mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar lainnya. Hal ini berpotensi menyebabkan keluarga miskin harus memilih antara memenuhi kebutuhan dasar atau memenuhi kebutuhan lain yang lebih penting, seperti pendidikan atau kesehatan. Dalam beberapa kasus, masyarakat berpenghasilan rendah terpaksa mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang sangat dibutuhkan, seperti makanan bergizi, demi dapat mengakses layanan kesehatan atau pendidikan yang semakin mahal.

Pajak yang terlalu berat pada masyarakat miskin bisa menyebabkan pengurangan kualitas hidup dan memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi. Beberapa keluarga yang sebelumnya dapat membeli barang pokok tanpa kesulitan, kini harus memotong anggaran untuk hal-hal lain demi mencakup kenaikan harga barang. Dengan kata lain, meskipun masyarakat miskin berusaha untuk tetap bertahan, mereka semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan layak. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pajak perlu diperbaiki agar bisa lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.


Kurangnya Transparansi Penggunaan Pajak  

Salah satu kritik utama terhadap sistem perpajakan adalah minimnya transparansi dalam penggunaan dana pajak. Masyarakat kecil sering kali merasa bahwa kontribusi mereka tidak dirasakan langsung dalam bentuk pembangunan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka. Ketika proyek infrastruktur besar dan program sosial lebih sering dilihat di kota-kota besar, masyarakat daerah terpencil merasa tidak mendapat manfaat yang setara dari pajak yang mereka bayar. Selain itu, beberapa program pembangunan yang menggunakan dana pajak tidak cukup menjangkau masyarakat miskin secara langsung. Pemerintah memang telah berupaya melakukan perbaikan dalam hal transparansi, namun tantangan tetap ada. Tanpa transparansi yang jelas, meskipun pajak yang terkumpul cukup besar, dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat akan sulit dirasakan secara merata. Transparansi dalam penggunaan pajak sangat penting agar masyarakat dapat melihat hasil langsung dari kontribusi yang mereka berikan untuk negara.


Solusi untuk Kebijakan Pajak yang Lebih Adil

Penurunan atau Penghapusan PPN pada Kebutuhan Pokok  

Salah satu solusi yang dapat diambil untuk meringankan beban masyarakat kecil adalah dengan menghapus atau menurunkan tarif PPN pada barang dan jasa yang bersifat esensial. Pemerintah dapat mengecualikan bahan makanan pokok, obat-obatan, dan layanan pendidikan dari tarif pajak untuk memastikan bahwa masyarakat kecil dapat mengakses barang dan layanan tersebut dengan harga yang wajar. Selain itu, kebijakan ini akan lebih berpihak pada prinsip keadilan sosial, di mana orang yang tidak mampu mendapat keringanan dari pajak yang mereka bayar. Dengan adanya pengurangan atau penghapusan tarif PPN pada barang-barang esensial, maka masyarakat dengan penghasilan terbatas akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka tanpa terbebani oleh pajak yang tidak proporsional.

Penerapan kebijakan pajak yang progresif akan membantu menyeimbangkan pembebanan pajak antara masyarakat berpenghasilan rendah dan tinggi. Mengurangi tarif pajak pada kebutuhan dasar akan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga mereka bisa mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan lainnya yang juga penting, seperti pendidikan dan kesehatan. Ini tentu akan mengurangi tekanan ekonomi pada keluarga miskin dan memberikan mereka peluang yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.


Literasi Pajak bagi Masyarakat Kecil  

Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang pajak perlu diberikan kepada masyarakat kecil. Banyak orang yang tidak memahami bahwa pajak yang mereka bayar memiliki tujuan jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur dan pembiayaan program kesejahteraan. Meningkatkan literasi pajak bagi masyarakat adalah langkah penting untuk memperbaiki kesadaran dan pemahaman tentang manfaat pajak yang dibayarkan oleh rakyat. Masyarakat yang lebih teredukasi akan lebih bisa menerima pentingnya pajak, meskipun mereka merasakan beban yang lebih berat.

Masyarakat kecil perlu diberi informasi yang jelas tentang bagaimana pajak mereka digunakan dan bagaimana mereka dapat memperoleh manfaat langsung dari pajak tersebut. Dengan meningkatnya pemahaman, mereka akan lebih menghargai pentingnya pajak sebagai bagian dari sistem pembangunan negara yang akan memberikan dampak positif jangka panjang. Hal ini akan memperkuat rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan kebijakan pajak yang diterapkan.


Kesimpulan

Pajak memang berperan penting dalam mendanai berbagai proyek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, jika kebijakan pajak tidak diterapkan dengan bijak, dampaknya justru bisa membebani kelompok masyarakat yang kurang mampu. Terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah, pajak yang dikenakan pada barang-barang pokok dan kebutuhan dasar sering kali memperburuk beban ekonomi mereka. Kenaikan tarif PPN atau pajak lainnya pada barang-barang yang esensial hanya akan memperburuk ketimpangan sosial dan membuat kualitas hidup mereka semakin tertekan.

Penting untuk diingat bahwa pajak yang dipungut seharusnya tidak hanya fokus pada peningkatan pendapatan negara, tetapi juga pada distribusi yang adil dan merata di seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah perlu mengevaluasi kembali kebijakan perpajakan untuk memastikan bahwa beban pajak tidak terlalu berat bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan. Ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi tarif pajak pada barang-barang kebutuhan dasar, serta memastikan bahwa pajak yang dibayar oleh rakyat benar-benar digunakan untuk pembangunan yang memberikan manfaat langsung kepada mereka. 

Pada akhirnya, kebijakan pajak yang adil dan berpihak pada rakyat kecil akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mendorong mereka untuk lebih mendukung kebijakan pajak yang ada. Dengan pendekatan yang lebih sensitif terhadap kebutuhan masyarakat, pajak bisa menjadi alat yang efektif dalam membangun negara yang lebih sejahtera bagi semua warganya, tanpa menambah beban pada kelompok masyarakat yang sudah berada dalam kondisi sulit.(*)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca