KUTACANE – jatimsatu.com - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, turun langsung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kutacane untuk mendengar keluhan warga binaan serta mencari solusi atas berbagai permasalahan di lapas tersebut. Dalam kunjungannya pada Selasa (11/3), Mashudi mengajak semua pihak untuk bersama-sama membenahi kondisi Lapas Kutacane yang saat ini mengalami kelebihan kapasitas hingga 300 persen.
"Mari kita benahi bersama Lapas Kutacane. Warga binaan adalah keluarga kita juga, saudara kita," ujar Mashudi di hadapan ratusan warga binaan yang berkumpul di lapangan.
Mashudi menegaskan bahwa dirinya telah menerima berbagai keluhan warga binaan dan berjanji akan menindaklanjuti. Ia juga meminta dukungan dari pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mengatasi permasalahan di lapas tersebut.
Lapas Kutacane Over Kapasitas, Bupati Hibahkan Tanah
Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, merespons ajakan Dirjenpas dengan memberikan dukungan penuh. Ia menghibahkan lahan seluas 4,1 hektare untuk relokasi Lapas Kutacane agar lebih layak.
"Saya sangat prihatin ada warga binaan yang harus tidur di luar kamar hunian karena kapasitas lapas yang tidak mencukupi. Seharusnya hanya untuk 100 orang, kini dihuni oleh 386 orang, sementara petugas penjagaan hanya berjumlah 24 orang," ungkap Mashudi.
Dalam acara tersebut, Bupati Aceh Tenggara menyerahkan surat hibah tanah secara resmi kepada Dirjenpas.
"Bismillahirrohmannirohim, kami sampaikan surat hibah untuk relokasi Lapas Kutacane," ujar Salim Fakhry.
Dukungan juga datang dari Komisi III DPR RI yang diwakili oleh Jamaluddin Idham dan Teuku Ibrahim, yang berjanji akan mendorong penganggaran pembangunan lapas baru.
Warga Binaan Ditawarkan Pelatihan di Nusakambangan
Selain membahas relokasi, Mashudi juga menawarkan program pelatihan bagi warga binaan di Balai Latihan Kerja (BLK) Nusakambangan. Program ini bertujuan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan di bidang peternakan, budidaya ikan, pertanian, hingga UMKM.
"Kalian akan mendapat pelatihan, dan apabila telah berproduksi, akan diberikan imbalan berupa premi, yang sebagian akan ditabung sampai bebas," jelasnya.
Mashudi juga berharap Lapas Kutacane ke depannya dapat menjadi bagian dari lumbung ketahanan pangan nasional.
"Tanahnya dari Pak Bupati, diolah oleh warga binaan. Saya lihat sepanjang jalan banyak ladang jagung, ini potensi yang bisa kita kembangkan," tambahnya.
Upaya Atasi Over Kapasitas di Lapas Aceh
Over kapasitas bukan hanya terjadi di Lapas Kutacane. Beberapa lapas di Aceh juga mengalami kondisi serupa, bahkan lebih parah, seperti Lapas Bireuen (480%), Lapas Idi (600%), dan Lapas Lhokseumawe (300%). Dirjenpas menegaskan bahwa pihaknya terus mengupayakan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, termasuk pembangunan lapas baru, optimalisasi pemberian hak bersyarat, serta redistribusi warga binaan ke lapas dengan kapasitas lebih rendah.
Selain itu, Mashudi juga menanggapi tuntutan warga binaan terkait peningkatan standar makanan. Ia memastikan bahwa pelayanan makan dan layanan lainnya tetap diberikan sesuai ketentuan, serta terus diupayakan peningkatan kualitasnya.
Pengejaran Warga Binaan yang Kabur
Terkait insiden kaburnya 52 warga binaan dari Lapas Kutacane, Mashudi mengonfirmasi bahwa hingga saat ini 21 orang telah tertangkap atau menyerahkan diri. Bahkan, beberapa di antaranya dikembalikan langsung oleh keluarganya. Sementara itu, masih ada 31 orang yang dalam pencarian, dan pihaknya berharap mereka segera kembali ke lapas.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Forkopimda Kabupaten Aceh Tenggara, serta berbagai pihak terkait.(*)
Posting Komentar