Jakarta - jatimsatu.com – Suasana di Lapangan Banteng sore itu terasa spesial. IPPAFest 2025 resmi ditutup dengan penampilan yang luar biasa dari Reyog Sardulo Condrodimuko, yang bikin penonton terpukau. Yang bikin tambah keren, tim ini datang dari Rumah Tahanan (Rutan) Ponorogo, lho!
Penampilan mereka benar-benar totalitas. Kompak banget antara petugas dan warga binaan yang tampil. Gerakan penari yang luwes, alunan gamelan yang semangat, plus kemunculan dadak merak yang megah—semua menyatu jadi pertunjukan yang bikin merinding. Tradisi Reyog tampil kuat, tapi juga penuh makna pembinaan.
Yang bikin momen ini makin spesial, Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim dan Dirjen Pemasyarakatan Mashudi juga hadir langsung di lokasi. Keduanya memberi apresiasi tinggi buat tim Reyog dari Rutan Ponorogo.
"Ini bukan cuma soal seni, tapi bukti nyata pemasyarakatan bisa jadi jalan perubahan," kata Silmy Karim dengan bangga.
Mashudi juga nggak kalah kagum, “Dedikasi petugas dan warga binaan luar biasa. Ini hasil dari pembinaan yang konsisten dan penuh komitmen.”
Setelah pertunjukan selesai, Silmy Karim langsung menyerahkan penghargaan khusus buat tim Reyog. Penghargaan itu diterima oleh Jumadi, Plt. Kepala Rutan Ponorogo, mewakili seluruh tim.
“Penghargaan ini jadi penyemangat besar buat kami. Kami yakin, seni bisa jadi jembatan bagi warga binaan untuk kembali ke masyarakat,” ujar Jumadi.
Penampilan ini jadi bukti bahwa pembinaan di lapas bukan cuma soal perbaikan diri, tapi juga soal pemberdayaan. Lewat seni Reyog, warga binaan bisa menunjukkan bakat, belajar kerja sama, dan memberi manfaat langsung buat masyarakat.
IPPAFest 2025 ditutup dengan semangat: "Pemasyarakatan yang bermanfaat untuk masyarakat." (abw)
Posting Komentar