Creation Beyond the Bars : Kreativitas Warga Binaan Bersinar di IPPAFest 2025

Jakarta – jatimsatu.com- Lapangan Banteng, Jakarta, berubah menjadi panggung yang penuh warna dan semangat saat Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025 resmi dibuka pada Senin, 21 April 2025. Festival yang berlangsung hingga 24 April ini menghadirkan karya-karya kreatif dari para Warga Binaan di seluruh Indonesia, mulai dari produk seni, fesyen, kuliner, hingga pertunjukan musik dan budaya.

Dengan mengusung tema "Creation Beyond the Bars", IPPAFest bukan sekadar festival, tetapi ruang untuk merayakan semangat perubahan dan pembuktian bahwa kreativitas bisa tumbuh di mana saja, bahkan di balik jeruji.

Dalam sambutannya, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, menyampaikan pesan menyentuh yang menekankan bahwa kreativitas tak pernah bisa dipenjara. “Hari ini, kita bukan hanya membuka festival, tapi juga membuka panggung semangat, panggung harapan, dan panggung kemanusiaan,” ucapnya dengan penuh haru.

Menteri Agus menekankan bahwa IPPAFest adalah bagian dari proses pemulihan martabat manusia, dan bahwa negara hadir bukan sekadar untuk menghukum, tetapi juga membina. “Kita ingin Warga Binaan kembali sebagai manusia utuh, siap hidup bermakna, dan berkontribusi untuk masyarakat,” tegasnya.

Lebih dari sekadar pameran, IPPAFest 2025 juga merupakan bagian dari peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61, yang mengusung tema besar “Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat”. Tema ini menjadi refleksi nyata dari transformasi pembinaan yang kini makin inklusif dan menyentuh sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kemeriahan acara pembukaan juga ditandai dengan lelang karya seni Warga Binaan, termasuk kain batik dan lukisan dari berbagai Lapas dan Rutan. Dua lukisan bahkan berhasil dilelang hingga Rp40 juta, dengan total hasil lelang mencapai ratusan juta rupiah. Sebuah pencapaian luar biasa yang mencerminkan kualitas dan daya tarik karya mereka.

Apresiasi tinggi juga datang dari Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, yang memuji langkah Kementerian Imipas dalam membina dan memberdayakan Warga Binaan. “Ini adalah bukti nyata adanya transisi cara pandang terhadap mereka, dari sekadar objek pemidanaan menjadi subjek perubahan,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menjelaskan bahwa IPPAFest adalah wadah bagi ekspresi seni dan kreativitas yang dapat menciptakan nilai jual dan membuka peluang industri kreatif. Festival ini juga menjadi sarana memupuk kebersamaan antara petugas, masyarakat, dan Warga Binaan.

Selama tiga hari ke depan, pengunjung IPPAFest akan disuguhi berbagai pertunjukan, mulai dari kolaborasi musik Zivilia Band dengan Sindur Rock Band (Lapas Gunung Sindur), Virgoun bersama Band Rutan Cipinang, hingga fashion show, pertunjukan calung, rampak beduk, rampak gendang, fire dance, stand-up comedy, Reog Ponorogo, dan penampilan angklung dari LPKA Tangerang. Tak hanya itu, 33 stand dari Kantor Wilayah Ditjenpas juga hadir memamerkan produk unggulan daerah masing-masing.

IPPAFest 2025 bukan hanya sekadar selebrasi seni, tapi juga menjadi cermin dari harapan baru. Produk-produk yang dihasilkan oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan ini turut mendorong peningkatan penerimaan negara, serta mempercepat implementasi Rencana Aksi Pemasyarakatan 2025.

Festival ini juga menjadi momentum peluncuran Galeri Pemasyarakatan dan peringatan Hari Cinta Produk Warga Binaan, sekaligus mengukuhkan posisi pemasyarakatan sebagai bagian dari solusi bangsa—penuh nilai, penuh harapan.(abw)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca