Lestarikan Budaya Jawa, Ngambar Arum Cetak Pranatacara dan Pamedharsabda Profesional

Ponorogo, jatimsatu.com – Upaya melestarikan budaya Jawa terus digencarkan oleh berbagai kalangan. Salah satunya dilakukan Sanggar Budaya Jawa Ngambar Arum yang berada di Desa Dadapan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

Sanggar ini konsisten memberikan pendidikan di bidang Pranatacara dan Pamedharsabda.

Pembina Sanggar, Darmuji (52), mengatakan Ngambar Arum hadir sebagai wadah pendidikan, pelatihan, sekaligus pengkaderan MC Jawa yang berfokus pada adat dan tradisi leluhur. Mulai dari manten, siraman, hingga berbagai upacara adat Jawa lainnya.

“Karena sumber budaya manten berkiblat pada Kraton Surakarta dan Yogyakarta, maka bahasa yang digunakan juga baku dari Kraton. Sumber bahasa, adat hingga tata cara semuanya merujuk pada Solo dan Yogya,” jelas Darmuji kepada jatimsatu.com, Minggu (5/10/2025).

Sejak berdiri tahun 2010, Ngambar Arum kini telah memasuki gelombang ke-9 dengan jumlah peserta mencapai 84 orang. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Pacitan, Wonogiri, Ngawi, Madiun, Magetan, Trenggalek, hingga Ponorogo. Latar belakang peserta pun beragam, mulai dari pekerja, akademisi, hingga lulusan Sarjana Sastra Jawa.

Darmuji menuturkan, cikal bakal berdirinya sanggar berawal dari perkumpulan MC di Ponorogo yang semula hanya untuk arisan. Dari situlah kemudian lahir ide membentuk wadah resmi yang berkembang menjadi lembaga pendidikan khusus pranatacara dan pamedharsabda.

Saat ini, Ngambar Arum memiliki dua program utama, yakni kelas Pranatacara (terdiri dari Pranatacara Mudha dan Pranatacara Madya) serta kelas Pamedharsabda.

  • Pranatacara Mudha (MC Dasar) ditempuh dalam 10 bulan.

  • Pranatacara Madya (MC Lanjutan) ditempuh dalam 6 bulan.

  • Pamedharsabda ditempuh dalam 5 bulan.

Peserta didominasi usia produktif di atas 20 tahun, namun ada juga yang berusia lebih dari 60 tahun.

“Misi Ngambar Arum adalah melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa. Kami juga sering mengisi workshop bahasa Jawa maupun pranatacara di sekolah hingga perguruan tinggi. Sambutannya luar biasa, dan harapannya bisa bersinergi dengan pemerintah daerah agar semakin luas,” tambah Darmuji.

Sementara itu, Supriadi, salah satu peserta asal Slahung mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut. “Ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang bahasa serta adat Jawa,” pungkasnya.(dd)


PÉRANGAN PAWIYATAN ING SANGGAR NGAMBAR ARUM

Pawiyatan Pamedharsabda (Kelas Public Speaking)

Wucalan: Budaya Jawa, Tatacara Upacara, Hamicara ing acara adat, umum lan sanesipun

Dangunipun Wucalan: 5 wulan

Pawiyatan Panatacara Mudha (Kelas MC Dasar)

Wucalan: Kawruh dhasar Pambiwara/Panatacara adat,

ngadi busana-ngedi sarira, Paramasastra, Renggeping Wicara,

dhasar tembang, Padhuwungan, Lsp.

Dangunipun Wucalan: 10 Wulan.

Pawiyatan Panatacara Madya (Kelas MC Lanjutan)

Wucalan: Sanggit Tatacara adat, Sulukan, tembang, Sastra Jawa, Lsp

Dangunipun Wucalan : 6 Wulan

0/Post a Comment/Comments

Dibaca