Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang Telah Berhasil Meningkatkan Mutu Dan Kapasitas Keripik Produksi IRT Bunda Di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo

 

Foto Spinner bantuan dari tim abdimas Universitas Negeri Malang

Ponorogo-jatimsatu.com Tim pengabdian UM (Universitas Negeri Malang) yang diketuai oleh Drs. Yoyok Adisetio Laksono, M.Si, telah melakukan pengabdian masyarakat dengan mitra Industri Keripik Bunda di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Mitra ini termasuk Industri Rumah Tangga, dengan jumlah pegawai ada dua orang, yang memiliki tugas untuk merajang, dan menggoreng. Sementara untuk penyiapan bumbu, penirisan minyak dengan spinner, dan pengemasan dilakukan oleh pemilik.

Pemilik juga bertindak sebagai pemasaran yang menerima pesanan dari pembeli. Jadi manajemen industri masih sederhana.

Persoalan yang dihadapi oleh mitra ada dua, yaitu terkait (1) mutu produksi, dan (2) kapasitas produksinya. Terkait mutu produksi terdapat keluhan pelanggan yaitu masih ada sedikit minyak di keripik parenya.

Keberadaan minyak mengurangi kekrispian produk dan bisa menyebabkan bau tengik dalam waktu yang tidak lama.

Alat peniris minyak (spinner) yang digunakan saat ini menggunakan motor dari mesin cuci yang memiliki daya 100 Watt. Daya ini memang cocok untuk pengering mesin cuci yang tidak perlu kering benar.

Jika diterapkan ke minyak, dimana kekentalannya lebih tinggi dari air maka spinner tersebut tidak mampu meniriskan minyak dengan baik. Adapun kemampuan spinnernya untuk kapasitas 3 kilogram.

Foto pemilik Keripik Bunda

Dari prospek penjualan keripik pare yang meningkat dan kewalahan dalam memenuhi permintaan maka bersama tim pengabdian masyarakat UM diputuskan untuk meningkatkan kemampuan spinner menggunakan motor yang baru dan kapasitas lebih besar.

Diputuskan untuk memberi bantuan upgrade spinner berkapasitas 5 kilogram. Ukuran ini dirasa cocok dengan kebutuhan saat ini dan mampu meningkatkan kapasitas sekaligus mutu keripiknya.

Diharapkan seiring dengan peningkatan ini, maka dimasa mendatang mitra bisa menambah spinner baru dan berkembang secara bertahap dan wajar.

Kegiatan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) analisa. Dalam tahap persiapan, segala peralatan dikirim dan diujicoba dengan mengoperasikan alat dan memeriksa putaran alat.

Dari pemeriksaan dengan tachometer diperoleh sekitar 1500 rpm dalam kondisi kosong sehingga secara prinsip alat berfungsi dengan baik. Dalam tahap pelaksanaan alat dipasang di mitra dan dipakai untuk meniriskan keripik pare.

Kesan pertama dari mitra menunjukkan bahwa alat terasa lebih kencang dari alat sebelumnya. Dalam tahap ini dilaksanakan pengukuran lama waktu penirisan dengan memvariasi berat pare yang ditiriskan. Dalam tahap analisa diperoleh kesimpulan bahwa lama waktu penirisan lebih singkat 10 menit.

Jika memakai mesin sebelumnya untuk meniriskan dibutuhkan waktu 30-40 menit, sementara jika memakai mesin baru, penirisan hanya membutuhkan waktu 20 menit. Selain lebih singkat, penirisan berhasil membuat keripik lebih kering sehingga keripik lebih krispi.

Jika diukur daya listrik yang dibutuhkan maka spinner baru memakan daya lebih besar 14%.

Murtiningsih
selaku pemilik Industri keripik Bunda menyatakan rasa senangnya atas bantuan dari tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang. “Syukur Alhamdulillah, bahwa bantuan mesin ini telah mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi keripik perusahaan kecil kami. Kami mengucapkan terima kasih tak berhingga kepada Universitas Negeri Malang atas segala bantuan peralatan dan moril sehingga kami bisa berkembang. Semoga budi baik UM dibalas berlipat dari Allah swt. Aamiin,"paparnya.

Berhasilnya bantuan peningkatan kualitas dan kapasitas produksi keripik dari Industri RT Bunda diharapkan dapat meningkatkan produksi dan perusahaan kecil ini semoga meningkat menjadi UMKM yang bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak. Saat ini industri ini juga menghasilkan keripik baru diantaranya keripik debok, kripik terong ungu, dan sale pisang cavendis.

Foto produk IRT Bunda berupa keripik pisang Cavendish, debok, pare, dan terong ungu.


Kegiatan ini terjadi saat Covid 19 melanda dan kegiatan sempat terkendala karena ada aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sehingga kegiatan lebih banyak dilakukan secara online. Meski begitu dengan komunikasi yang intensif kegiatan abdimas ini dapat terlaksana dengan baik.

“Bantuan hibah peralatan mesin spinner ini merupakan wujud komitmen UM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dibiayai oleh Dana Internal UM yang merupakan salah satu dari 21 PTN-BH di Indonesia,” demikian kata penutup dari Drs. Yoyok Adisetio Laksono, M.Si.(*/dd)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca