Pembinaan Keagamaan di Rutan Ponorogo: Menemukan Cahaya Iman di Balik Jeruji

Ponorogo, jatimsatu.com – Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Rutan Kelas IIB Ponorogo, secercah harapan tumbuh dalam heningnya doa dan lantunan ayat suci. Pada Selasa pagi, 6 Mei 2025, sebanyak 42 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) laki-laki berkumpul di Masjid Darut Taubah, mengikuti pembinaan keagamaan Islam yang menjadi agenda rutin dalam program pemasyarakatan.

Kegiatan ini tak sekadar seremonial. Ia menjadi ruang refleksi dan pencarian makna hidup, tempat para warga binaan berusaha mendekatkan diri kembali kepada Tuhan, membangun jembatan menuju perubahan diri yang lebih baik.

Tiga ustadz dari Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo—Moh. Amroni, Furqon Maulana, dan Agus Pamuji—mengisi kegiatan dengan kajian mendalam tentang QS. Al-Asr. Pesan tentang pentingnya waktu, nasihat dalam kebenaran, dan kesabaran disampaikan dengan penuh hikmah. Tak sedikit dari para peserta yang tampak merenung, seolah menemukan kembali arah hidup yang sempat kabur.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 10.00 WIB ini ditutup dengan doa bersama, menghadirkan suasana khusyuk dan penuh kekhidmatan. Harapan akan pengampunan dan kesempatan kedua menyelimuti ruangan yang dipenuhi dengan kesadaran spiritual.

Plt. Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Jumadi, menyampaikan bahwa pembinaan rohani adalah salah satu pilar utama dalam proses pembinaan warga binaan.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan ruang dan kesempatan bagi warga binaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pembinaan rohani adalah bagian dari proses pemasyarakatan, karena sesungguhnya perubahan yang paling utama adalah perubahan hati dan pola pikir,” ujarnya.

Sinergi dengan berbagai pihak luar seperti Kementerian Agama dan tokoh-tokoh agama lokal terus dijalin demi memastikan kegiatan berjalan efektif dan berkelanjutan. Moh. Amroni Rusidi, selaku penanggung jawab kegiatan, menegaskan pentingnya kesinambungan dalam pembinaan spiritual agar para WBP benar-benar memiliki bekal rohani untuk menjalani kehidupan yang lebih baik usai bebas nanti.

Lebih dari sekadar kegiatan, pembinaan ini menjadi bukti nyata bahwa bahkan di tempat yang penuh keterbatasan, harapan dan perubahan tetap mungkin tumbuh—berakar dari iman dan kesadaran yang tulus.(abw)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca