Ponorogo, jatimsatu.com – Suasana berbeda tampak di Aula Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Ponorogo pagi itu. Aroma adonan roti yang mengembang dan keceriaan peserta pelatihan menyatu dalam semangat baru: harapan akan masa depan yang lebih baik.
Selama dua belas hari terakhir, sebanyak 16 warga binaan – 9 laki-laki dan 7 perempuan – larut dalam proses belajar yang tak hanya mengajarkan mereka mengolah bahan, mengatur suhu oven, atau menghias kue, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan disiplin diri. Pelatihan Pembuatan Roti dan Kue yang diselenggarakan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Ponorogo ini menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian yang dijalankan secara berkelanjutan oleh Rutan Ponorogo.
Dipandu oleh Ibu Widya, instruktur dari BLK yang dikenal sabar dan berpengalaman, para peserta tampak antusias mengikuti setiap langkah pelatihan. “Semangat mereka luar biasa. Mereka sangat antusias, tekun, dan cepat memahami materi,” tutur Ibu Widya, sembari berharap keterampilan ini kelak menjadi bekal nyata bagi para peserta saat mereka kembali ke tengah masyarakat.
Tak hanya aspek teknis, pelatihan ini juga menjadi wahana pembinaan karakter dan pengembangan pola pikir produktif. Dalam suasana yang tertib dan kondusif, para warga binaan tampak serius menimba ilmu yang bisa mereka jadikan sebagai pondasi untuk memulai usaha mandiri di masa mendatang.
Pelaksana Tugas Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Jumadi, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi besar pembinaan terpadu. “Kami ingin memastikan bahwa setiap warga binaan memiliki bekal keterampilan yang aplikatif. Dengan begitu, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan percaya diri dan mandiri secara ekonomi,” ujarnya.
Lebih jauh, Jumadi menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BLK Ponorogo, dalam menyukseskan program pembinaan. “Sinergi ini sangat penting agar pembinaan yang kami jalankan benar-benar berdampak dan mampu membuka jalan baru bagi para warga binaan,” tambahnya.
Pelatihan pembuatan roti dan kue ini menjadi cerminan nyata bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, melainkan proses untuk bangkit dan kembali menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, program seperti ini diharapkan terus tumbuh dan menjangkau lebih banyak warga binaan, menjadikan setiap proses pembinaan sebagai ladang tumbuhnya harapan dan perubahan. (abw)
Posting Komentar