Ponorogo, jatimsatu.com – Suasana hening penuh khidmat menyelimuti Griya Duwung di Beton, Kecamatan Siman, Sabtu (20/9/2025). Puluhan pusaka berupa keris, tombak, hingga pedang menjalani prosesi jamasan pusaka dalam rangkaian tradisi Tumpak Landep.
Tradisi yang digelar dua kali setiap tahun ini bukan hanya diikuti masyarakat Ponorogo, tetapi juga menarik minat pecinta pusaka dari berbagai daerah seperti Cirebon, Jember, Sidoarjo, hingga Surabaya.
Pemilik Griya Duwung sekaligus ahli mewarangi pusaka, Kang PaySu, menjelaskan bahwa rangkaian Tumpak Landep berlangsung sejak Jumat hingga Sabtu siang.
“Pada hari Jumat, acara dimulai dengan ziarah ke makam leluhur Ponorogo, kemudian dilanjutkan dengan kenduri atau selamatan di malam harinya. Prosesi puncak baru dilaksanakan pada Sabtu, yaitu ritual jamasan pusaka,” terangnya.
Ritual jamasan sendiri merupakan proses pencucian dan perawatan pusaka agar tetap terjaga kondisinya, sekaligus membersihkan dari hal-hal negatif.
Kang PaySu menambahkan, tradisi ini bukan hanya untuk merawat pusaka secara fisik, namun juga sebagai sarana spiritual.
“Harapannya, dengan jamasan ini, tidak hanya pusaka yang bersih, tetapi juga pemiliknya mendapatkan keberkahan dan dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik. Kami ingin menjaga warisan budaya ini tetap lestari,” pungkasnya.
Dengan semangat pelestarian budaya Jawa, prosesi jamasan pusaka di Griya Duwung menjadi pengingat bahwa pusaka bukan sekadar benda bersejarah, tetapi juga simbol doa, harapan, dan kearifan leluhur yang patut dijaga.(dd)
Posting Komentar