Panen Raya di Rutan Ponorogo: Sayur Segar dari Jerih Payah Warga Binaan untuk Menu Sehat di Dapur Rutan

Ponorogo. Jatimsatu.com – Suasana berbeda tampak di kebun milik Rutan Kelas IIB Ponorogo, Jumat (16/5). Deretan tanaman kangkung, sawi, cabai, dan terong siap dipanen. Bukan oleh petani biasa, tapi oleh para warga binaan yang selama ini membudidayakannya dengan tekun. Panen raya ini bukan sekadar kegiatan berkebun, tetapi bagian dari langkah nyata mendukung Program 5% Ketahanan Pangan yang dicanangkan Kementerian Hukum dan HAM.

Program ini menjadi bukti bahwa di balik tembok tinggi rutan, ada upaya serius menciptakan kemandirian pangan sekaligus pembinaan keterampilan bagi warga binaan. Hasil panen berupa 25 kg kangkung, 10 kg terong, 3 kg cabai, dan 10 kg sawi langsung disalurkan ke dapur rutan untuk diolah menjadi menu sehat bergizi bagi penghuni rutan.

“Lewat kegiatan ini, kami ingin warga binaan tidak hanya mendapatkan makanan yang segar dan bergizi, tapi juga merasakan manfaat dari hasil kerja keras mereka sendiri,” ujar Jumadi, salah satu petugas Rutan yang aktif dalam program ini.

Di balik sederet hasil panen itu, tersimpan misi mulia: membekali warga binaan dengan keterampilan nyata yang bisa mereka bawa pulang ketika masa pidana berakhir. Tak hanya mencangkul dan menyiram, mereka juga diajarkan merawat tanaman, memahami siklus panen, dan bekerja sama dalam tim.

Program ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang mendorong seluruh lapas dan rutan memenuhi minimal 5% kebutuhan pangan dari hasil pertanian internal. Selain meningkatkan efisiensi anggaran, pendekatan ini juga menjadi upaya pemenuhan hak dasar warga binaan: mendapatkan makanan sehat.

Lebih dari itu, kebun kecil di Rutan Ponorogo menjadi ruang pembelajaran yang penuh makna. Di sana, warga binaan belajar untuk mandiri, bekerja keras, dan menanam harapan baru. Harapan untuk hidup lebih baik, lebih sehat, dan lebih produktif ketika kembali ke tengah masyarakat.

Ke depan, Rutan Ponorogo berkomitmen untuk terus mengembangkan program pertanian ini. Bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan, tapi juga sebagai cara memanusiakan proses pembinaan – bahwa setiap orang berhak atas kesempatan kedua dan masa depan yang lebih cerah.(abw)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca